Laman

Jumat, 13 Januari 2012

CINTA DAN KASIH SAYANG ADALH LANDASAN DALAM KELUARGA YANG KOKOH

S
alah satu unsure kecantkan rohani adalah Cinta. Namun cinta seringkali disalah artikan oleh oleh banyak orang, terutama remaja-remaja yang selalu mengutamakan cinta. Kata-kata atau ungkapan  I Love You….Bahibbik….Aku Cinta Kamu…..,Aku Sayang Kamu………adalah sebuah lagu daalm kehidupan yang mendayu-dayu dikalangan manusia. Sulit membayang dunia tanpa cinta, hidup tanpa cinta, demikian penting cinta itu bagi manusia.
Dari sejak semula  Allah ciptakan manusia, cinta menjadi legenda yang tidak pernah hilang, kisah persteruan cintanya Habil dan Qobil, legenda Romeo dan Juliet, cerita romantisnya Qais dan Laela yang penuh pelajaran, semua menjadikan kita bertanya-tanya apa sebenarnya cinta itu. Manusia tega membunuh karena cinta, banyak manusia menjadi stress dan frustasi karena cinta. Cinta memang terkadang irrasional, penuh teka-teki. Manusia hanya melihat cinta dari ungkapan lahiriyah dan akibatnya. Demi  cinta seorang perempuan rela menyerahkan kehormatannya. Demi cinta manusia tidak bisa tidur karenanya. Dalam konsep islam cinta berarti kelembutan dan kecenderungan  hati kepada yang disenangi. Cinta adlah landasan dalam memilih jalan hidup dan kebahagiaan. Suatu hubungan akan hambar dan tiada rasa bila cinta tidak ada.
Menurut  Ibnu Qoyyim, ada tiga factor yang menyebabkan tumbuhnya cita
1.      Sifat atau suatu nilai lebih dari yang dimiliki oleh manusia sehingga timbul kekaguman kepadanya
2.      Perhatian yang sangat berlebihan terhadap sifat itu
3.      Hubungan antara keduanya yang mencinta dan dicinta




Terdapat dua unsure yang menumbuhkan cinta
*      Memandang dan memperhatikan
*      Mengagumi akan kelebihan
Maka dalam melamar seseorang (Khitbah) diisyaratkan untuk melihat calon pasangannya.  Lelaki mencintai perempuan dan perempuan mencintai laki-laki dalam segala hal yang wajar. Namun manusia kadang lupa diri dalam mengekspresikan cintanya kepada objek  syahwati  tersebut.  Allah mengingatkan dalam Al-Qur’an Al-Karim 
Yang  artinya :  “Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan” (QS. Al-Fajr 85,20)
Allah SWT,  Maha Pencipta, Maha Tahu, Maha Mengatur, manusia membutuhkan hubungan cinta yang  harmonis dan penuh berkah. Allah memberikan cara yang suci untuk melaksanakan rasa cinta yaitu pernikahan. Bagi manusia yang menggunakan logika (akal) cinta bermakna ketenangan, kasih sayang dan rahmat. Namun bagi yang menggunakan nafsu syahwat dan emosinya, cinta berarti pemuasan nafsu dan hasrat biologisnya atau mengumbar  keinginan tanpa kendali. Dengan kata lain, cinta adalah seks sehingga cinta dengan landasan nafsu sahwat ini akan hilang jika sudah terpenuhi kebutuhan seksnya.
Ibnu Qoyim menyatakan,  “hubungan intim tanpa pernikahan adalah haram dan merusak cinta, cinta antara keduanya akan berakhirnya dengan sikap saling membenci dan bermusuhan. Karena bila keduanya telah merasakan kelezatan cita rasa cinta, akan menimbulkan keinginan lain yang tidak diperoleh sebelumnya. Cinta sejati lahir dari fitrah kebenaran dan nurani manusia, sedangkan cinta palsu hanya mementingkan pemenuhan nafsu syahwat belaka.
Semoga dengan cinta  suatu pasangan dapat saling mengerti, membina diri dalam rumah tanngga yang islami, member semangat dalam bekerja, dan yang terpenting adalah dapat membina serta mendidik putra-putri kita menuju islam, iman, ihsan, dan takwa yang tinggi sehingga dalam menjalani kehidupan ini akan senantiasa mendapat ridho Allah dan selamat dari siksa api neraka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar